Rabu, 13 Juli 2011

Ceritaku Asal Mula Nama Palembang

Pada zaman dahulu, daerah
Sumatra Selatan dan sebagian
Provinsi Jambi berupa hutan
belantara yang unik dan indah.
Puluhan sungai besar dan kecil
yang berasal dari Bukit Barisan, pegunungan sekitar Gunung
Dempo, dan Danau Ranau
mengalir di wilayah itu. Maka,
wilayah itu dikenal dengan nama
Ba*tanghari Sembilan. Sungai
besar yang mengalir di wilayah itu di antaranya Sungai
Komering, Sungai Lematang,
Sungai Ogan, Sungai Rawas, dan
beberapa sungai yang bermuara
di Sungai Musi. Ada dua Sungai
Musi yang bermuara di laut di daerah yang berdekatan, yaitu
Sungai Musi yang melalui
Palembang dan Sungai Musi
Banyuasin agak di sebelah utara. Karena banyak sungai besar,
dataran rendah yang melingkar
dari daerah Jambi, Sumatra
Selatan, sampai Provinsi Lampung
merupakan daerah yang banyak
mempunyai danau kecil. Asal mula danau-danau kecil itu adalah
rawa yang digenangi air laut
saat pasang. Sedangkan kota
Palembang yang dikenal
sekarang menurut sejarah
adalah sebuah pulau di Sungai Melayu. Pulau kecil itu berupa
bukit yang diberi nama Bukit
Seguntang Mahameru. Keunikan tempat itu selain hutan
rimbanya yang lebat dan
banyaknya danau-danau kecil,
dan aneka bunga yang tumbuh
subur, sepanjang wilayah itu
dihuni oleh seorang dewi bersama dayang-dayangnya.
Dewi itu disebut Putri Kahyangan.
Sebenarnya, dia bernama Putri
Ayu Sundari. Dewi dan dayang-
dayangnya itu mendiami hutan
rimba raya, lereng, dan puncak Bukit Barisan serta kepulauan
yang sekarang dikenal dengan
Malaysia. Mereka gemar datang
ke daerah Batanghari Sembilan
untuk bercengkerama dan mandi
di danau, sungai yang jernih, atau pantai yang luas, landai,
dan panjang. Karena banyaknya sungai yang
bermuara ke laut, maka pada
zaman itu para pelayar mudah
masuk melalui sungai-sungai itu
sampai ke dalam, bahkan sampai
ke kaki pegunungan, yang ternyata daerah itu subur dan
makmur. Maka terjadilah
komunikasi antara para
pedagang termasuk pedagang
dari Cina dengan penduduk
setempat. Daerah itu menjadi ramai oleh perdagangan antara
penduduk setempat dengan
pedagang. Akibatnya, dewi-dewi
dari kahyangan merasa
terganggu dan mencari tempat
lain. Sementara itu, orang-orang
banyak datang di sekitar Sungai
Musi untuk membuat rumah di
sana. Karena Sumatra Selatan
merupakan dataran rendah yang
berawa, maka penduduknya membuat rumah yang disebut
dengan rakit. Saat itu Bukit Seguntang
Mahameru menjadi pusat
perhatian manusia karena
tanahnya yang subur dan aneka
bunga tubuh di daerah itu.
Sungai Melayu tempat Bukit Seguntang Mahameru berada
juga menjadi terkenal. Oleh karena itu, orang yang
telah bermukim di Sungai Melayu,
terutama penduduk kota
Palembang, sekarang menamakan
diri sebagai penduduk Sungai
Melayu, yang kemudian berubah menjadi pen*duduk Melayu. Menurut bahasa Melayu tua,
kata lembang berarti dataran
rendah yang banyak digenangi
air, kadang tenggelam kadang
kering. Jadi, penduduk dataran
tinggi yang hendak ke Palembang sering me*ngatakan akan ke
Lembang. Begitu juga para
pendatang yang masuk ke
Sungai Musi mengatakan akan ke
Lembang. Alkisah ketika Putri Ayu Sundari
dan pengiringnya masih berada di
Bukit Seguntang Mahameru, ada
sebuah kapal yang mengalami
kecelakaan di pantai Sumatra
Selatan. Tiga orang kakak beradik itu ada*lah putra raja
Iskandar Zulkarnain. Mereka
selamat dari kecelakaan dan
terdampar di Bukit Seguntang
Mahameru. Mereka disambut Putri Ayu
Sundari. Putra tertua Raja
Iskandar Zulkarnain, Sang
Sapurba kemudian menikah
dengan Putri Ayu Sundari dan
kedua saudaranya menikah dengan keluarga putri itu. Karena Bukit Seguntang
Mahameru berdiam di Sungai
Melayu, maka Sang Sapurba dan
istrinya mengaku sebagai orang
Melayu. Anak cucu mereka
kemudian berkembang dan ikut kegiatan di daerah Lembang.
Nama Lembang semakin terkenal.
Kemudian ketika orang hendak
ke Lembang selalu mengatakan
akan ke Palembang. Kata pa
dalam bahasa Melayu tua menunjukkan daerah atau lokasi.
Pertumbuhan ekonomi semakin
ramai. Sungai Musi dan Sungai
Musi Banyuasin menjadi jalur
per*dagangan kuat terkenal
sampai ke negara lain. Nama Lembang pun berubah menjadi
Palembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar